Rabu, 22 Januari 2014

Sayang,

Sayang, aku punya dua mata, dua telinga dan satu mulut. Aku paham kenapa Allah menciptakan seperti itu, padaku, padamu dan pada mereka semua. Agar aku, kamu, kita lebih banyak melihat, mendengar dan sedikit bicara. Tau kan sayang, ada pepatah bilang lidahmu harimaumu? 

Sayang, aku punya dua mata, dua telinga dan satu mulut. Kedua mataku hanya mampu melihat apa yang bisa terlihat, kedua telingaku hanya mendengar yang mampu terdengar, dan mulutku berbicara seenak aku ingin membukanya. Itulah sayang, aku butuh matamu untuk bisa menunjukkan yang tak mampu kulihat dibalik sana, dari sisimu. Itulah sayang, aku butuh telingamu untuk mendengar yang tidak orang lain katakan kepadaku dan itulah sayang, aku butuh mulutmu untuk selalu mengingatkan bahwa diam jauh lebih baik daripada berbicara yang tidak berguna.

Sayang, kedua mataku, kedua telingaku dan satu mulutku bisa jadi milikmu juga, aku akan berusaha untuk menjadi mata, telinga dan mulut keduamu. Aku akan berusaha untuk selalu mengingatkanmu, selalu sayang, tidak pernah bosan. Tidak boleh ada kata bosan kan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan?

Tapi sayang, sebelum aku menjadi indra keduamu, pakailah dulu indramu sebaik-baiknya, berusahalah melihat dan mendengar dari yang tak terlihat, berusahalah mengendalikan mulutmu sebelum kau tidak dipercaya lagi oleh orang-orang. Karena siapa tau di satu saat, tiba-tiba aku buta, aku tuli atau bisu. Sayang, kalau kamu kesusahan kamu tidak boleh menyerah, Segala sesuatu memang butuh proses, dan di dalam proses itulah sesungguhnya kamu belajar. 

Sayang, aku bukan orang bijak. Sungguh aku masih teramat butuh matamu, telingamu dan mulutmu. Karena terkadang aku tidak mau melihat, mendengar dan berhenti bicara. Kamu mau kan berproses bersamaku?