Setiap orang pasti berubah, entah karena tuntutan, kesadaran atau waktu. Seperti ulat yang berubah jadi kupu-kupu , atau dari kupu-kupu menjadi bangkai. Semua mempunyai dua pilihan seperti itu, menjadi lebih baik dan dicinta banyak orang, atau menjadi rusak, mati dan menjadi sampah. Obrolan konyol yang tiba-tiba menjadi obrolan ringan tapi penuh isi, masih terekam jelas oleh otakku. Sebuah perjalanan yang benar-benar membuat dia dari slengekan menjadi penuh wibawa, dari yang selalu "woles Rek" menjadi diam-diam terselesaikan semua dengan cetarr. Nggak percaya awalnya, seorang dia awalnya tidak sedewasa itu, tidak seberisi itu, tidak sebijak itu. Ya dia benar-benar mendewasakan dirinya sendiri, seiring dengan waktu, kesadaran diri sendiri, dan tuntutan. Maka itulah dia bisa berbicara persis di depan mata saya, berdua, di tengah ramainya suara-suara tawa. Entahlah antara percaya dan tidak, tapi inilah dia sekarang. Dua kalimat yang saya ingat dari dia
"Ketika saya sudah mengembalikan formulir kapel, yaa saya juga sudah siap dengan seperti ini"
"Orang itu punya dua pilihan, pertama dia bakalan gitu-gitu aja, yaudah wes gak usah ikut gitu-gitu lagi daripada ngrusak terus, ato dia bangkit dan belajar dari kesalahannya" .
SUPER SEKALI :)